1. Pengertian Stewardship (Kepemimpinan Pengurus):
Dalam teologi Kristen, stewardship merujuk pada tanggung jawab manusia sebagai pengurus ciptaan Tuhan. Ini bukan sekadar "kekuasaan" tetapi panggilan untuk merawat, melindungi, dan mengelola alam semesta dengan bijak, sebagaimana amanat Alkitab (Kejadian 1:26-28; 2:15). Stewardship menekankan bahwa manusia adalah representative Allah di bumi, bukan pemilik mutlak.
2. Dasar Alkitabiah:
- Kejadian 1:26-28 & 2:15 : Manusia diberi "kuasa" (dominion ) tetapi juga tugas untuk "mengusahakan dan memelihara" taman Eden. Ini menegaskan bahwa otoritas harus dijalankan dengan kasih dan tanggung jawab, bukan eksploitasi.
- Mazmur 24:1 : "Bumi ini kepunyaan TUHAN, dan segala isinya," mengingatkan bahwa alam adalah milik Allah, manusia hanya pengelola.
- Matius 25:14-30 (Perumpamaan Talent) : Stewardship adalah akuntabilitas—manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang dipercayakan.
3. Krisis Ekologis sebagai Kegagalan Stewardship:
Krisis lingkungan (perubahan iklim, deforestasi, polusi) mencerminkan distorsi dari mandat ilahi. Eksploitasi berlebihan, konsumerisme, dan ketamakan bertentangan dengan prinsip stewardship . Dalam perspektif Kristen, ini adalah dampak dari dosa struktural yang merusak hubungan manusia dengan Allah, sesama, dan alam (Kejadian 3).
4. Prinsip Teologis:
- Keadilan Sosial : Kerusakan lingkungan sering kali menimpa kelompok miskin (Amsal 31:8-9). Stewardship melibatkan advokasi bagi yang rentan.
- Shalom : Kesejahteraan sejati meliputi harmoni dengan alam (Yesaya 11:6-9). Eksploitasi alam merusak shalom Allah.
- Penebusan : Dalam Kristus, manusia dipanggil untuk menjadi "penebus" bagi ciptaan yang "terdengkur" (Roma 8:19-22).
5. Implikasi Praktis:
- Gaya Hidup Berkelanjutan : Mengurangi konsumsi berlebih, mendaur ulang, dan menggunakan energi terbarukan.
- Advokasi : Mendukung kebijakan lingkungan yang adil, seperti transisi energi bersih.
- Pendidikan : Mengajarkan ekologi berbasis iman di gereja dan keluarga.
- Pertobatan : Mengakui dosa eksploitasi alam dan berkomitmen untuk pemulihan (Wahyu 11:18).
6. Tantangan dan Respons:
- Misinterpretasi "Dominion" : Sebagian mengartikan "kuasa" sebagai hak untuk mengeksploitasi. Respons Kristen harus menegaskan bahwa dominion adalah pelayanan (Markus 10:45).
- Kapitalisme vs. Ekologi : Krisis ekologis sering dipicu oleh sistem ekonomi yang rakus. Kristen dipanggil untuk menolak materialisme dan memprioritaskan keutuhan ciptaan.
7. Contoh Kontemporer:
Paus Fransiskus dalam Laudato Si' (2015) menyerukan "ekologi integral" yang menggabungkan kepedulian lingkungan, keadilan sosial, dan spiritualitas. Ini mencerminkan stewardship sebagai bagian dari iman Kristen yang aktif.
Kesimpulan:
Stewardship dalam krisis ekologis adalah panggilan untuk hidup seturut karakter Allah—penuh kasih, keadilan, dan kerendahan hati. Dengan bertindak sebagai pengurus yang setia, umat Kristen menjadi agen pemulihan bagi ciptaan, mengarah pada pemenuhan janji Allah akan "langit baru dan bumi baru" (Wahyu 21:1).